Sumber Kas
1.Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets), atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2.Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3.Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4.Adanya penurunan atau berkurannya aktiva lancar selain kas yang diimbangi denagn penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena ada penjualan dan sebagainya.
5.Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau dividen dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
6.Keuntunga dari operasi perusahaan, Apabila perusahaan memperoleh keuntungan neto dari operasinya berarti ada tambahan dana dari perusahaan yang bersangkutan.
Penggunaan Kas
1.Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
2.Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3.Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
4.Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
5.Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
6.Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas
1.Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
2.Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
3.Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4.Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Langkah-Langkah Dalam Penyusunan Laporan Sumber-Sumber Dan Penggunaan Dana Dalam Aliran Kas.
1.Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
2.Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
3.Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
4.Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
5.Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
6.Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan (kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”. Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas, sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “Kas”.
7.Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.
Evaluasi portofolio
Evaluasi portofolio dilakukan untuk sebuah korporasi yang memiliki sejumlah SBU. Masing-masing SBU memiliki karakteristik yang berbeda berdasarkan berbagai faktor, misalnya: usia SBU menurut daur hidupnya, tingkat risiko, kemampuan menghasilkan cash flow, gaya manajemen, dan tingkat produktivitas aset dalam SBU yang bersangkutan. Salah satu cara analisis portofolio adalah menggunakan model matriks BCG (Boston Consulting Group), sebuah matriks yang sangat terkenal di dunia manajemen. Menurut matriks BCG, SBU dapat dipetakan ke dalam empat kuadran : a) Problem Child, b) Star, c) Cash Cow, dan d) Dog. Pembuatan kuadran tersebut menggunakan dua variabel, bagian pasar yang relatif (relative market share) dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya dan tingkat pertumbuhan pasar (market growth rate).
Ciri-ciri Kuadran
Untuk membantu identifikasi SBU ke dalam kuadran-kuadran di atas, disajikan beberapa ciri atau indikator suatu kuadran sebagai berikut.
Kuadran Problem Child:
Berisi SBU yang masih muda. Karena baru dikembangkan oleh perusahaan, SBU tersebut memiliki harapan untuk berkembang. Biasanya, unit pengembangan bisnis (Business Development Unit) perusahaan sudah membaca pertumbuhan pasar yang tinggi sementara pasokan produk oleh produsen yang ada belum mencukupi.
Pemilihan jenis usaha yang tepat untuk dikembangkan sangat menentukan peluang perkembangan SBU yang baru tersebut. Semakin rendah persaingan dan semakin kuat keunggulan bersaing untuk usaha tersebut, semakin cepat SBU berkembang.
Tingkat kompetisi yang rendah tersebut bisa diukur dengan terkonsentrasinya pasar, pada produsen yang sedikit.
Kuadran Star:
Berisi SBU yang berhasil dikembangkan dengan baik, dan telah melewati fase pengenalan dari kuadran Problem Child. Dalam kuadran Star, SBU berhasil mencapai bagian pasar yang relatif besar. Sementara itu, pertumbuhan perusahaan tetap tinggi.
SBU yang berada di kuadran ini merupakan harapan perusahaan untuk menjadi champion masa depan bagi perusahaan. Bila SBU yang telah menua dan tidak dapat berkompetisi lagi harus ditutup, SBU dari kuadran “Bintang” diharapkan dapat menggantikan posisi SBU tua yang ditutup tersebut.
Kuadran Cash Cow:
SBU yang masuk dalam kuadran ini adalah yang telah memiliki bagian pasar besar, tetapi sudah tidak dapt bertumbuh lagi. Kalaupun bertumbuh, tingkat pertumbuhannya rendah. SBU ini menjadi sumber penghidupan bagi perusahaan.
Ciri utama SBU dalam kuadran Cash Cow adalah kemampuannya menghasilkan uang yang banyak. Kemampuan ini bisa terjadi karena SBU ini tidak memerlukan investasi yang besar. Kalaupun perlu, paling untuk mempertahankan kapasitas dan fasilitas yag ada supaya tetap produktif, atau investasi untuk penelitian dan pengembangan dalam rangka mengikuti selera pasar. Uang yang berlebih ini dimanfaatkan untuk membantu pengembangan SBU yang berada di kuadran Problem Child dan Star.
Kuadran Dog:
SBU yang masuk kuadran ini, merupakan SBU dengan bagian pasar yang kecil dan sekaligus pertumbuhannya sangat kecil, bahkan sering negative. SBU pada kuadran ini sudah tidak memilki masa depan sehingga tidak menarik lagi. Dengan modifikasi tertentu, misalnya modifikasi produk, kemungkinan SBU jenis ini bisa membaik lagi. Tapi ada kemungkinan biaya lebih mahal dibanding hasilnya.
SBU yang berada di kuadran ini bisa berasal dari SBU yang tadinya di kuadran Problem Child yang kemudian gagal berkembang. Baru dirintis langsung gagal. Atau berasal dari kuadran Cash Cow yang karena manajemen tidak melakukan inovasi produk pada SBU ini, lama kelamaan tergelincir karena tidak mampu bersaing dengan produk pesaing. Kalaupun melakukan inovasi, hasilnya tidak sebaik produk pesaing dalam memenuhi tuntutan konsumen, atau karena industri tersebut memang sudah mati. Misalnya perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan mesin ketik, karena konsumen beralih ke komputer, pertumbuhan pasar mesin ketik menjadi negatif. Atau perusahaan di bidang pager, yang kemudian kalah bersaing dengan handphone, yang dapat menulis sms tanpa perantaraan pihak lain. Dahulu kala, pager ini sangat berguna untuk menghubungi dokter dalam keadaan darurat.
Ada kemungkinan SBU yang berada di kuadran Star terperosok masuk ke dalam kuadran Dog, sekalipun kemungkinannya kecil. Ada dua penyebab keterperosokan tersebut bisa terjadi. Pertama, kalau terjadi kesalahan manajemen (mismanagement). SBU yang baik bisa tiba-tiba kehilangan keunggulan bersaing, bila manajemen tidak memberi perhatian yang cukup, bahkan mengalihkan kompetensi dan keunggulannya ke SBU lain yang lebih disukainya. Kedua, kalau terjadi perubahan peta persaingan bisa disebabkan oleh munculnya pesaing baru yang kuat. Peta persaingan bisa bergeser bila terjadi perubahaan politik dan perundangan. Perusahaan yang dulunya monopoli menjadi harus bersaing dengan perusahaan lain karena ada kebijakan tentang pemerintah.
PENGERTIAN MODAL KERJA
Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebiahan ini merupakan jumlah aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.
Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsure-unsur aktiva lancer misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.
Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.
SUMBER MODAL KERJA
1. Pendapatan bersih
2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
3. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya
4. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik
5. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya
6. Kredit dari supplier atau trade creditor
PENGGUNAAN MODAL KERJA
1. Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk utang dividen).
2. Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan dan persekutuan).
3. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
4. Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
5. Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang.
6. Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
PENYUSUNAN LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
1. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja disusun berdasarkan data neraca yang diperbandingkan dan informasi yang berkenaan dengan perubahan semua rekening tidak lancar dan pos-pos modal sendiri.
2.Berdasarkan data neraca yang diperbandingkan dapat diketahui perubahan neto untuk masing-masing rekening neraca yaitu adanya kenaikan atau penurunan modal kerja beserta besarnya perubahan modal kerja.Kenaikan dalam saldo rekening aktiva, penurunan dalam saldo rekening utang dan penurunan modal dalam saldo rekening modal ditunjukkan dalam kolom debet, sedang penurunan dalam saldo rekening aktiva, kenaikan dalam saldo rekening utang dan kenaikan saldo rekening modal dicantumkan dalam kolom kredit.
3. Perubahan saldo rekening-rekening tersebut kemudian ditarik kedalam dua kolom terakhir. Jumlah debet dari aktva tidak lancar, utang tidak lancar (utang jangka panjang) atau rekening modal pada kolom perubahan neto kemudian ditarik ke dalam kolom Penggunaan, atau rekening modal (pada kolom perubahan neto) kemudian ditarik ke dalam kolom sumber dana.
4. Jumlah debet dalam aktiva lancar dan utang jangka pendek ditarik ke dalam kolom kenaikan modal kerja, sedangkan jumlah kredit kolom aktiva lancar dan utang jangka pendek ditark ke dalam kolom penurunan modal kerja. Apabila dana (modal kerja) yang diperoleh dari perubahan dalam pos-pos tidak lancar dan modal melebihi dana (modal kerja) yang digunakan untuk pos-pos tidak lancar dan modal maka modal kerja berarti bertambah (meningkat) besar selsihnya. Sebaliknya apabila dana yang digunakan atau dipakai melebihi dana yang diperoleh berarti modal kerja menurun sebesar perbedaannya. Saldo pada dua pasang kolom terakhir meringkas pengaruh bersih dari aktivitas perusahaan terhadap besarnya modal kerja.
PENYESUAIAN YANG DIPERLUKAN DALAM MENENTUKAN JUMLAH SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL MODAL KERJA
1. Penyesuaian untuk menghapus perubahan suatu rekening yang tidak mempengaruhi modal kerja
2. Penyesuaian untuk melaporkan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja secara pilah-pilah (individual) bagi peristiwa di mana beberapa transaksi hanya diringkas pelaporannya dalam satu rekening
3. Penyesuaian guna melaporkan adanya sumber atau penggunaan modal kerja secara tunggal (menjadi satu) terhadap suatu sumber atau pengguanaan modal kerja yang dilaporkan dalam dua rekening atau lebih
Pengertian Analisis Break Even Point (Titik Impas)
suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas)
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas)
Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.
Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.
Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
Rumus Break Even Point
BEP = Fixed Cost / (harga perunit – varibel cost perunit) (rumus 1)
Fixed Cost
BEP = --------------------- = Rp.........(rumus 2)
Sales price/unit
1 – variabel cost/unit
Keterbatasan Analisis Break Even Point
1. Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2. Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
3. Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
4. Sales mix adalah konstan
BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam sales price per unit
4. Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.
5. Terjadinya perubahan dalam sales mix
6. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
Mengenai Saya
Daftar Blog Saya
-
Tour & Motorcycle Online Bali11 tahun yang lalu
-
Jurnal "Sedang Menuju Proses Pemuatan Jurnal Nasional"14 tahun yang lalu
-
-
MATRIKS BCG14 tahun yang lalu
-
-
Malas Bergerak Berisiko Hipertensi14 tahun yang lalu
-
Tips Awet Muda14 tahun yang lalu
-
Fakta Ilmiah di Balik Segitiga Bermuda14 tahun yang lalu
-