Pada tahun 1883 Gunung Krakatau membuat letusan fenomenal berkekuatan 200 megaton. Bom Hiroshima dan Nagasaki hanya 15 kiloton. Terbayang bagaimana letusannya? Efeknya terasa sampai Australia yang jauhnya sekitar 3.500 km,kepulauan Mauritis (4.800 km) serta sebagian negara Eropa. Seluruh dunia cemas menunggu kapan saatnya Krakatau akan meletus lagi.
Sebenarnya tidak tepat kalau Krakatau akan meletus lagi. Pasalnya setelah mengeluarkan letusan terdasyatnya, Gunung Krakatau yang sejatinya sudah menghilang dan meninggalkan lubang kawah dengan kedalaman hingga 250 meter di bawah permukaan laut. Belakangan muncul gunung baru dari dalam lubang kawah tadi yang diberi nama Anak Krakatau. Gunung inilah yang diprediksi bakal mengeluarkan letusan yang dasyat seperti Krakatau dulu.
Munculnya gunung-gunung baru,termasuk Anak Krakatau, sebenarnya proses yang lazim di dunia Vullkanologi. Cuma yang jadi perhatian lantaran lokasinya lahirnya berbeda dengan Gunung Krakatau saat meletus. Lokasi bekas Gunung Krakatau adalah meeting point dua lempeng tektonik, Indo-Australia dan Asia, yang merupakan jalur gunung berapi yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatera. Kedua lempeng ini bergerak hingga bertindih satu sama lain.
Batuan kedua lempeng ini lantas melebur, membuat magma dari dalam perut bumi, lalu terdesak keatas. Desakan inilah yang akhirnya memunculkan gunung baru dan ini pula yang berpotensi menimbulkan letusan. Hasil penyelidikan lebih lanjut mendapati bahwa lokai ini akan terus aktif memunculkan gunung berapi baru setelah gunung sebelumnya meletus.
Pembentukan gunung berapi merupakan siklus rutin. Dalam kasus Krakatau, setelah meletus pada 1883,gunung itu seolah menghilang ditelan bumi. Tetapi dalam sebuah penelitian pada 1927, para observer yang sedang meneliti sisa-sisa reruntuhan gunung Krakatau melihat sebuah hal menakjubkan. Ternyata dari dalam lubang kawah terdeteksi adanya gunung baru yang berusaha mencuat keluar.
Gejala bakal lahirnya si Anak Krakatau makin santer pada tahun berikutnya. Saat itu terjadi lebih dari 20 ribu gempa kecil disertai dengan menyemburnya uap panas setinggi 1.200 meter. Dua hal tadi menjadi pertanda bahwa telah peningkatan aktivitas vulkanik di areal bekas gunung Krakatau. Tahun demi tahun gejala bakal munculnya gunung baru makin kelihatan. Cuma pada awalnya, proses pemunculannya rada terlambat lantaran setiap timbunan yang tercipta selalu tergerus arus dan gelombang laut.
Baru pada tahun 1930 gunung baru beneran muncul kepermukaan. Sekaligus membentuk lagi pulau yang hancur akibat letusan gunung Krakatau. Peninggalan gunung itu sendiri sekitar 13 sentimeter per minggunya. Hingga saat ini tingginya sudah sampai 300 meter lebih dan siap meletus kapan saja.
Tour & Motorcycle Online Bali
11 tahun yang lalu